Kamis, 08 November 2012

Igil's Novel's

DUNIA ANDROMEDA

Part 1 :

Andromeda, sebuah nama yang diberikan pada bayi laki-laki bungsu yang tampan oleh ayahnya karena kekaguman dan ketertarikannya pada antariksa dan seisinya. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana tak jauh dari laut. Maklum, karena mereka bertempat di wilayah timur Indonesia, Kota Sorong di papua.
Andro mempunyai kepintaran diatas rata-rata anak seumurannya, namun semenjak kecil ia sering melihat hal-hal buruk yang membuatnya tiba-tiba menangis keras. Orang tua andro kecil sudah pernah membawanya ke dokter bahkan ustadz, namun andro kecil tak kunjung sembuh. Kedua orang tua andro kecil hanya pasrah atas yang terjadi pada anak bungsu dari dua bersaudara tersebut.
Keadaan andro sekarang sudah lumayan membaik dengan sendirinya dan hanya sesekali mengalami kelainan tersebut.
~Di sekolah~
Pengumuman kelulusan SMA membuat seluruh siswa gembira bercampur bahagia, begitupun Andromeda, seorang siswa pendiam namun selalu mendapat peringkat terbaik sampai saat lulus di SMA “Palung Prestasi”, bersama sahabat baiknya bernama Pluto yang lumayan nakal dan kebetulan lulus meski dengan nilai pas-pasan. Mereka berdua mengendap-endap keluar sekolah dan kabur demi menghindari kejahilan siswa lain yang saling menyiram oli bekas dan terigu.
“Habis ini mau kuliah dimana masbro??” tanya pluto sambil merangkul sahabatnya itu. “Rencananya sih mau lanjutin di Bandung, katanya disana ada Universitas yang cocok buat saya.” Jawab Andromeda dengan sedikit rasa ragu.
Pluto tampak tersenyum lebar sambil menepuk bahu andro. “ mantap masbro, gw juga kuliah di Bandung, ngikut ortu yg kerja didaerah sana juga.. hahaha...”
“Sip lah kalo gitu, entar lu kabar-kabarin aja mw kuliah di Univ mana, oke mas bro..” tambahnya.
“okok, tenang aja.. entar saya kabarin..” jawab andro sambil naik angkot yang berbeda jalur dengan angkot yang dinaiki pluto.
Masih dalam perjalanan, sambil mendengarkan lagu, andro melamun tentang kehidupan ketika menjadi mahasiswa nanti. “hmmm, kayaknya bakalan sibuk banget, nggak seperti sekarang yang masih bermain-main.” Pikirnya  sambil melihat kearah luar jendela.
Bersambung...

Part 2 :
Di hari keberangkatan yang cukup mengharukan, andro dibekali nasehat-nasehat dari kedua orangtuanya. Setelah merasa cukup memberikan nasehat, merekapun mengantar andro sampai ke batas lewat pengantar calon penumpang. “Laki-laki nggak boleh cengeng” ucap andro dalam hati ketika berjalan menuju pesawat bersama pluto. Pesawat pun berangkat.
Tiba di bandara internasional Soekarno-Hatta, andro dan pluto kagum melihat-lihat bandara no.1 di Indonesia tersebut.
“Ah, capek nih jalan-jalan terus, lapar lagi.. cari makan dulu yuk, entar bapak gw jemput.” Pluto mengeluh sambil duduk di kursi ruang tunggu. Karena kasihan melihat pluto sedari tadi mengeluh, andro akhirnya menyetujui saran mencari makan itu.
Tak lama setelah makan, bapaknya pluto datang menjemput dan langsung saja mereka menuju kota bandung naik mobil pribadi yang dibawa bapaknya pluto. Tentu saja, andro dan pluto tertidur sepanjang perjalanan hingga sampai di rumah yang berukuran sedang dua lantai di area perkotaan di bandung.
“Nah, ini rumah om. Jangan sungkan untuk main kesini nanti...” ujar bapaknya pluto sambil menyalakan televisi. Suasana di rumah itu memang sepi karena keluarga pluto memang belum pindah kesana, rencananya awal tahun baru mereka mulai menetap di bandung.
Malam hari, andro menelpon keluarganya memberi kabar kalau ia sampai dengan selamat di bandung dan esoknya mulai medaftar di Universitas Antah Berantah yang mempunyai jurusan Antariksa, impian andro ketika masih SMA, setelah itu langsung mecari kos kosan karena jarak kampus dengan rumah pluto sangat jauh, lagian andro merasa nggak enak numpang lama-lama disana.
Andro memberanikan diri mencari kos kosan sendiri, karna menurutnya itu bagian dari hidup mandiri. Dan ternyata, memang susah mencari kos kosan yang murah meriah di area strategis dekat kampus. Kelelahan, andro pun duduk di kursi di pangkalan ojek yang kelihatan lama tidak terpakai. Tiba-tiba ia melihat secarik kertas yang dijadikan brosur, ia mengambil dan membaca tulisan : “Disewakan kos kosan murah, air dan listrik lancar, langsung datang ke alamat jl.pinang II no.xx kecamatan sirih.”
Andro pun sangat lega karena merasa beruntung mendapatkan kos kosan murah disaat yang tepat. Tak menunggu lama lagi, andro langsung mencari alamat tersebut karna hari sudah mulai sore.
“Wah, ternyata lingkungannya agak desa dan tenang.” Ujar andro sambil bejalan memegang kertas itu. Lalu ia melihat papan iklan sederhana dengan isi tulisan sama dengan brosur yang ia pegang.
“Assalamu’alaikum... permisi... Bu... Pak... saya yang berminat ngontrak disini...” andro memanggil pemilik rumah dengan nada agak keras sambil memencet bel yang bunyinya terdengar seperti sudah kehabisan baterai.
“Walalaikum salam... sebentar dek...” Terdengar suara perempuan berjalan agak tergesa dari dalam rumah dan membukakan pintu.
Bersambung...

Part 3 :
“Maaf bu, kalau saya mengganggu. Apakah benar disini kos kosan murah? Hehehe..” tanya andro sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu. “Oh, iya dek disini tempatnya, kamarnya ada di atas di lantai 2.” Jawab ibu itu yang sedari tadi tersenyum melihat tingkah andro yang kekanak-kanakan.
“Harga per bulan nya berapa bu? Saya sepertinya merasa cocok disini.” Andro menambahkan. “Tunggu sebentar ya dek.” Ibu itu melangkah menuju seorang perempuan yang kelihatan sangat tua yang duduk di kursi goyang, tampak mereka mendiskusikan sesuatu. “Sepertinya ia ibunya ibu itu..” gumam andro dalam hati.
Tak begitu lama menunggu, ibu itu berjalan menuju andro sambil tersenyum ramah. “Adek boleh tinggal disini, tidak usah bayar.. yang penting adek jaga kebersihan dan tidak berisik.” Entah apa yang didiskusikan mereka tadi, andro agak malu-malu menjawab. “Bener bu? Oke, besok pagi saya bawa barang-barang saya kesini, saya janji akan menjaga kebersihan dan tidak berisik disini..”
“Udah malam bu, saya mau pamit dulu.” Tambah andro hendak kembali ke rumah pluto. “Iya dek, makasih ya udah mau tinggal disini, adek kelihatan anak yang baik, jadi kami percaya. Kalau begitu besok pagi ibu siapin kamarnya.” Andro pum pamit sekali lagi lalu buru-buru pulang, karna hari semakin gelap.
“Gimana masbro? Udah dapat kosan?” tanya pluto yang menyambut andro kembali. “Udah, lokasinya nggak terlalu jauh dari kampus tempat gw mendaftar.”ucap andro sambil menyiapkan barang-barangnya buat dibawa besok. “Oya, lu dapat di kampus mana?” tambahnya. “Udah dong, kampusnya di daerah Dipatiukur, gw juga nge kost di dekat situ.” Sudah agak larut malam, setelah belajar merekapun tidur. Andro tidur di ruang tv, karna udah kebiasaan. Katanya enak, dingin-dingin sejuk gitu...
Pagi hari, andro mulai mengemasi barang-barang bawaannya dan kemudian pergi ke kosan barunya itu. Suasana disana tenang dan bersih sehingga andro hanya merapikan barang-barangnya di kamar barunya. Setelah itu andro ke rumah pluto lagi, ingin belajar bersama sambil main game Pro Evolution Soccer kesukaan mereka.
Esoknya, sehabis mandi mereka sarapan dengan menu yang dibelikan bapaknya pluto. Hari itu adalah hari ujian saringan masuk universitas, hari yang ditunggu andro dan pluto dengan antusias. “Udah jam 7.00 nih, berangkat yok..” Andro yang sudah selesai makan memecah kesunyian. “Keeemooon... good luck ya sahabatku..” jawab pluto, yang punya kepribadian ‘nyantai’ itu.

Part 4 :
~Beberapa minggu kemudian...
Ujian saringan masuk telah berlalu, andro dan pluto telah berhasil masuk di universitas impian mereka masing-masing. Hari-hari kuliah kini dijalani oleh kedua sahabat yang terpisah jarak itu.
Suatu hari ketika andro pulang kuliah, untuk pertama kalinya ia disapa oleh warga komplek tempat andro nge kos. Ia pun agak sungkan menjawab sapaan itu karna belum terbiasa.
Malam itu, andro sangat lelah dan ingin segera tidur karna jadwal kuliah hari itu sangat padat. ‘’’Tok-tok-tok...’’’ terdengar pintu kamarnya diketuk seseorang diluar yang ternyata ibu pemilik rumah yang memberikan nasi dan lauk untuk makan malam andro. “Ini dek, makan dulu ya, biar kenyang dulu baru tidur..” ucap ibu itu yang langsung menaruh makanan di meja belajar kamar andro. Memang kamar andro dilengkapi kasur, lemari,dan meja belajar oleh pemilik rumah. “iya bu, makasih dah repot-repot bawain makanan..” jawab andro yang lagi-lagi menggaruk kepalanya.
Sehabis makan, andro belajar sebentar dan kemudian mengunci pintu kamar dan tidur. Tepat pukul 02.00 tengah malam, andro yang terlelap merasakan udara yang sangat dingin. Ia pun membuka matanya dan betapa kagetnya ia ketika melihat pintu kamarnya terbuka lebar, dan kemudian perlahan pintu itu menutup dengan sendirinya. Andro tak bisa bergerak dan tak bisa berteriak, matanya terus terbuka melotot kearah pintu itu menyaksikan kejadian yang sangat aneh.
Beberapa detik setelah itu barulah andro bisa bergerak dan ia langsung mengecek pintu kamarnya. Ia terpaku melihat pintunya masih terkunci dengan baik, keringat dingin mulai menetes, andro hanya berdiri terdiam beberapa saat. Malam itu ia tidak bisa tidur hingga pagi menjelang. Andro berangkat kuliah dengan perasaan agak cemas, ia belum berani menceritakan kejadian itu kepada siapapun.
Jam mata kuliah astronomi telah selesai hari itu. Sebelum pulang, andro dan teman-teman sekelasnya menuju parkiran sebuah toko baju, mereka nongkrong sambil makan disana. Andro yang kala itu melamun tiba tiba melihat sambaran api sangat besar dan sangat panas. Ia lagi-lagi tersentak dan keringat dingin membasahi wajahnya.
“Kamu kenapa andro? Sakit?” tanya seorang cewek berparas manis teman sekelas andro. “Ah nggak papa kok, saya sedikit kepanasan.hehehe...” andro gelagapan. Selepas bersantai, merekapun bubar, kekosan masing-masing.
Sesampainya andro di kosannya, seperti biasa ia menyapa ibu dan nenek pemilik kosan dan naik tangga menuju kamarnya. ‘’’Tok-tok-tok...’’’ terdengar lagi ketukan pintu kamar. Ibu kos memberi kue kering se toples ukuran sedang, untuk camilan biar semangat belajar, katanya. Andro semakin betah karena pemilik kos yang sangat baik padanya, ia mengurungkan niatnya menceritakan kejadian aneh malam itu kepada ibu kos.
Tahun ajaran baru dibuka, andro sudah semester 6 sekarang. Tugas-tugas kuliah semakin padat dan andro semakin sibuk. Ia sampai lupa menghubungi keluarganya dirumah dan sahabatnya pluto yang kabarnya entah bagaimana. Berbagai kejadian aneh terus dialami andro di kosannya seperti kasur yang terasa keras seperti lantai, sering terdengar percikan air dikamarnya, dan suasana sangat hening seperti tak ada orang satupun disana.
“Sabar andro, ini Cuma perasaan buruk, bukan apa-apa...” ucapnya dalam hati sambil mengelus dadanya. Ia merasa semakin cemas, dan mulai terfikirkan untuk segera menanyakan kejadian-kejadian tersebut kepada ibu kos.
Bersambung...

Part 5 :
Hari minggu pagi yang cerah dan segar, tak terasa oleh andro yang terus merasa gelisah dan penuh cemas. Semakin lama rasa itu semakin kuat, pensil yang dipegangnya kian erat dan patah.
Andro sudah tidak tahan lagi, ia turun menuju lantai satu dan menemui ibu kos dengan nafas terengap-engap.
“Ada apa dek? Kamu kelihatan pucat sekali..” tanya ibu kos keheranan. “A.. an.. anu bu, saya mau mengobrol sama ibu, mau nanya tentang kejadian dikamar saya.” Jawabnya terbata-bata. Ibu kos terdiam dan terlihat merasa bersalah saat itu. Kemudian nenek keluar dari kamarnya menggunakan kursi roda dan berkata “Sini nak, kita bicarakan bersama.”
Hari sudah siang, namun suasana semakin hening di rumah itu. “Ma.. maaf bu, saya tidak bermaksud lancang, saya hanya penasaran ingin tau apa yang terjadi selama ini.” Andro memulai pembicaraan yang sudah sejak awal kejadian ditunggunya.
“Ibu tidak tau harus mulai dari mana, tapi semua berawal dari 4 tahun lalu, tepat setahun sbelum nak andro tinggal disini. Saat itu sore hari, ibu sedang duduk di kursi teras, dan anak ibu sedang menyiapkan air hangat untuk memandikan ibu. Dan sore itu cuaca sangat mendung, tak seperti biasanya langit sangat gelap. Ketika ibu hendak masuk kedalam rumah, tiba-tiba petir menyambar sangat keras dan turun hujan sangat lebat. Petir dan suara gelegar terus datang didesa ini saat itu, dan...... keb... Haaaa... Huaaaa...” Belum selesai bercerita, nenek tiba-tiba menangis keras. “Udah udah mah, jangan nangis lagi..” ibu kos mengelap air mata nenek dan berusaha menenangkannya. “Maaf ya dek, nenek memang sering menangis keras tiap kali ingat cerita itu.”
“Nggak papa bu, saya yang harus minta maaf, karna saya, nenek jadi ingat lagi kejadian itu..” ia langsung menuju kamarnya lagi, merasa bersalah namun rasa cemas dan penasaran terus menghantuinya.
“Kali ini saya harus menyelesaikan misteri ini !!!”
Bersambung...
Stay tuned for part 6  ^_^

Part 6 :
Malam itu ia langsung memeriksa tiap sisi dan sudut kamarnya secara detail. “Ah, ketemu juga satu petunjuk!!” ujarnya yang mulai bersemangat ketika menemukan tulisan pulpen di pintu ‘’’13-Mei-2008’’’. “Apa??? Ini kan tanggal 12 Mei 2012!!!” Ia mulai semakin takut namun tidak mau meninggalkan kamarnya sampai semua misteri terpecahkan.
Jam demi jam berlalu, andro menemukan lagi keganjilan dikamarnya. Disudut kamar terdapat pipa air yang berkarat  dan bocor. Kecurigaannya semakin menjadi-jadi, ia pun merobek karpet yang menempel dilantai kamarnya, ia terduduk lemas dan keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya karena melihat lantai kayu yang terlihat sudah lama terbakar.
~ Tepat pukul 00.00
“Astaga!!! Tempat apa ini sebenarnya!!!
Ia mendengar suara petir menyambar dan hujan turun sangat lebat. “AAAAAAAAAAAAAaaaaarrrgghhhhhhhh.............” ia berteriak sekeres-kerasnya. Ketakutan menyelimuti dirinya di malam itu.
Pagi hari terlihat sangat suram dan gelap baginya, ia hanya duduk dengan wajah pucat di dalam kamar yang dikuncinya. Berhari-hari, bahkan sudah satu bulan ia tak keluar kamar.
Hingga akhir semester 6, andro tak pernah lagi kekampus. Uang bulanan yang dikirim keluarganya pun tak pernah diambil lagi. Keluarga dan teman-teman kuliah andro sangat menghawatirkannya, namun telepon maupun sms tak pernah direspon olehnya.
Liburan semester menjelang. Sang sahabat baik, pluto sangat rindu padanya dan ingin berkunjung ke kosannya. Pluto pun memutuskan untuk menghubungi andro.
Bersambung...

Part 7 (Final) :
“Tuuut... Tuuut... Tuuut... Tuuulaaliiit... Tuuulaaliiit...” sudah dua kali pluto menelpon tapi belum juga diangkat andro. “Tumben, biasanya langsung diangkat.. coba lagi deh, siapa tw kali ini berhasil..” gumamnya.
“(Tuuut... Tuuut...) Ha, haloo..?”
“Hey masbro, apa kabar? Kangen nih dah lama tak jumpa..”
Andro : “Kamu siapa???”
Pluto : (mendengar suara gemetar) ”Ini pluto, masa lupa sih dengan sahabatmu ini?
             Lu kenapa?? Suaramu kayak orang menggigil..”
Andro : “Pluto?? Siapa???” “AAAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaaarrrghhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!”
(tuut tuut tuut tuut tuut........) Telepon tertutup.
“Waduh gimana nih, sahabatku dalam bahaya!! Aduuuh mana gw nggak tau alamat kosannya lagi.. sialan!!!!” ujar pluto kesal.
Sementara itu, keadaan andro semakin parah dikamarnya. Ia terus menangis dengan muka pucat sambil duduk dan menjambak rambutnya. Tiba-tiba ia melihat sekitar kamarnya kosong melompong tak ada satupun yang ada disitu. Suasana berubah menjadi rumah tua yang telah lama terbakar, tak ada atap dan pintu.
Ia pun berlari kelantai satu mencari ibu kos dan nenek, tapi tak ada siapapun disana, hanya puing-puing berserakan bekas kebakaran.
“Haaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!” ia berlari keluar rumah tua itu mencari pertolongan. Namun disekitarnya pula hanya  bekas rumah yang hampir rata dengan tanah. Ia lalu seolah melihat kejadian yang pernah diceritakan oleh nenek itu. Sebuah bencana petir yang melanda satu desa hingga hangus terbakar dan menewaskan ratusan warga disana. Ia menangis, memegang erat kepalanya sambil berjalan tertatih.
“Lalu, dengan siapa aku berbicara selama ini? Siapa yang aku sapa selama ini? Apa yang aku lakukan disini??? Aku ini siapa???” pertanyaan itu terus terlintas sepanjang perjalanannya. Ia menangis dan tertawa disaat yang bersamaan, dan kemudian jatuh pingsan.
Andro terbangun, melihat suasana berbeda. Banyak orang memakai baju seragam didampingi dokter. Kemudian ia melihat sekumpulan orang dihadapannya.
“Aku yang mengantarmu kesini. Aku pluto, sahabatmu... sahabat baikmu...” pluto menangis, sedih melihat andro menjadi seperti itu. Ia pun keluar ruang pasien karena tak bisa menahan tangis.
“Nak, aku ayahmu, ini ibumu dan kakakmu” ucap ayah andro sambil  menunjuk kedua orang disampingnya. “kalau ibu tau hal ini akan terjadi padamu nak, ibu pasti akan menahanmu di bandara waktu itu, kita pulang dan hidup bersama...”
“Ib.. bu... Ibu... Ibu...” ucapan itu terdengar pelan dari mulut andro tanpa ekspresi. Tangisan ibu langsung terpecah memenuhi ruang pasien. Ayah dan kakaknya pun tak sanggup lagi menahan tangis mereka. “Androo...!!!” ucap ibu sambil memeluk dan mencium anaknya itu.
Atas keputusan pihak rumah sakit jiwa, andro disarankan menetap di rumah sakit agar mencegah reaksi berbahaya dari sang pasien. Ayah dan ibu hanya bisa pasrah dan menyetujui keputusan itu dan merekapun pulang meninggalkan andro.
~~~TAMAT~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar